Pada saatnya akan terbuka semuanya.....
Melangkah setapak demi setapak melanglang buana bersama
angin....
Hadirku seakan ada tapi tiada...
Dua kali aq terbang bersama angin dikampung kelahiranku....
Sekali melihat-lihat bekas rumah yang dulu kami tempati...
Emas yang pernah terpatri dalam sanubari...
Dan tadi pagi ku kembali kesana bertarung dengan seorang
yang awalnya kelihatan sakti tapi pada akhirnya
tunduk dengan telaga air suci tempat mandi para bidadari....
Tujuh Juli 2014 17.07
Air itu begitu menggelora siap menerjang apapun
didepannya...
Tapi air ini berbeda meniti titian berujung telaga sunyi...
Harapan ini berada pada hati yang lara
Berujung pada jiwa-jiwa yang jujur tak ada kata dusta...
Kau tahu ditanah ini hidup kesatria naga....
Pemimpin 200 laskar bergelar Senopati Ing Ngalaga.....
Air pelepas dahaga...
Paling tidak untuk sementara tak lagi ada haus langkah
jalanku...
Rasaku seakan lumpuh
Hanya mampu bersimpuh dihadapan-Mu